Jun 28, 2016

Cerita Motivasi - Sikap Mandiri Untuk Mencapai Sukses


Cerita Motivasi - Sikap Mandiri Untuk Mencapai Sukses
Cerita Motivasi - Sikap Mandiri Untuk Mencapai Sukses
Ada seorang pemuda yang ingin belajar ilmu memahat dari seorang ahli pematung yang dikenal sangat indah karyanya. Si pemuda sangat ingin menjadi pematung karya-karya indah karena merasa dirinya cukup punya bakat.

Sampai di rumah di pematung, ternyata di sana sudah banyak murid yang juga memiliki niat yang sama dengan si pemuda. Singkatnya, kemudian di pemuda diterima untuk belajar di sana. Dan, sebagaimana murid baru di sana, semua orang yang ingin belajar harus memulai dari latihan dasar.

Dalam latihan dasar ini, teknik dasar mematung diajarkan. Pelatihannya terkesan monoton dan membosankan, karena tekniknya hanya diulang-ulang begitu-begitu saja. Karena itu, si pemuda yang merasa berbakat itu bermalas-malasan saja. Ia merasa dirinya sudah menguasai teknik dasar tersebut sehingga tak perlu terus-menerus melakukan hal yang sama. Apalagi, ia hanya diajari oleh beberapa asisten sang guru ahli pematung.

Karena bosan, ia pun pergi menemui sang guru ahli pematung. “Guru, aku merasa bosan dengan semua latihan yang diberikan yang begitu-begitu saja. Aku ingin langsung belajar dari Anda, untuk bisa membuat patung indah,” adunya pada Sang Guru.

“Baiklah, kalau itu maumu. Tapi, sebelumnya, kamu harus ikut tes yang aku berikan untuk bisa langsung naik kelas belajar mematung bersamaku,” jawab Sang Guru bijak, sembari mengambil beberapa alat mematung dan menunjuk sebongkah batu besar untuk dipahat sang murid. “Coba kaupahat batu ini, jika memang kamu merasa berbakat dan menguasai teknik dasar.”

Dengan bersemangat, si pemuda segera melakukan perintah gurunya. Diambilnya peralatan mematung tersebut dan segera dipahatnya batu besar yang ditunjuk gurunya. Batu itu meski terlihat sangat keras, ternyata teksturnya lembut. Maka, ketika si pemuda memahatnya dengan sekuat tenaga, beberapa bagian yang dipahat malah pecah tak beraturan. Begitu seterusnya hingga si pemuda putus asa.

“Aku tidak tahu tentang hal ini. Di desaku, sebagian orang memuji karyaku. Karena itu, aku ke sini untuk belajar lebih jauh agar karyaku lebih dikenal. Maka aku ingin belajar dari Guru sebagai pematung terbaik di negeri ini,” sebut si pemuda malu.

“Ketahuilah muridku. Memang, bisa jadi ada orang berbakat. Tapi, ia bahkan aku dulu harus mau belajar dari dasar, mau melatih terus kemampuannya hingga benar-benar mahir. Bahkan, hingga kini pun, aku terus mengasah kemampuanku. Inilah rahasiaku sebenarnya, bukan semata karena aku berbakat. Kini semua terserah padamu. Aku sudah memberi tahu rahasia ilmuku hari ini. Tergantung keputusanmu kini, apakah kamu mau terus belajar dan kembali ke kelas yang katamu membosankan tadi, atau kamu mau kembali ke desamu?”

Si pemuda sadar dan segera meminta maaf atas kelancangannya. Ia kini sadar, bahwa masih banyak ilmu tentang mematung yang belum dikuasainya. Ia bertekad untuk memperbaiki sikapnya dan memilih untuk bertahan belajar terus-menerus, untuk mencapai sukses sebagai pematung ternama sesuai yang diharapkannya.

Kita diciptakan oleh Sang Mahakuasa dengan potensi masing-masing. Maka seharusnya kita menggali dan memaksimalkan potensi itu. Dan, kita harus menyadari hal tersebut agar kita menjadi mandiri, kuat, dan berkembang.

Saat kita kecil, kita memang perlu uluran tangan orangtua untuk belajar berjalan. Tapi, kita sendirilah yang harus terjatuh dan bangun lagi agar bisa berjalan dan berlarian. Begitu pula saat belajar bersepeda, kita sesekali memang harus dipegangi. Meski kemudian jatuh dan terluka, kita sendiri yang harus bangkit dan belajar kembali sampai menemukan titik keseimbangan sehingga bisa mengayuh sepeda sendiri.

Kemandirian inilah yang harus kita ciptakan. Kemampuan untuk survive harus kita latih dan asah, sehingga kita pun akan menjadi insan yang kuat menghadapi berbagai ujian, halangan, dan cobaan.

Kisah kali ini bisa menjadi refleksi bahwa kita sendiri yang akhirnya memutuskan untuk mau terus belajar atau tidak, mau terus berjuang atau tidak, mau terus maju atau tidak. Guru kita, dari orangtua di rumah hingga guru-guru di sekolah serta guru-guru kehidupan di sekitar, adalah bagian tak terpisahkan sebagai tempat kita mendapat banyak pengetahuan. Namun, tekad kita sendirilah yang bisa membuat semua ilmu itu bermanfaat untuk mencapai kesuksesan. “Kekuatan terbesar” untuk sukses, sebenarnya kita sendiri yang memutuskan, kita sendiri yang memilihnya!

Mari, kita terus belajar dan berjuang. Dengan kemandirian dan keuletan yang dibungkus kerja keras, pintu sukses akan selalu terbuka dan siap kita masuki.

by : Andrie Wongso

Jun 10, 2016

Cerita Motivasi - Polisi Tilang Sahabatnya

Add caption

Di sebuah kota, tinggalah seorang pemuda. Sebut saja namanya Joko. Suatu hari, saat sedang berkendara, ia melihat lampu lalu-lintas yang tak jauh di depannya sudah menyala kuning. Bukannya melambatkan laju mobilnya, Joko malah ‘tancap' gas. Ia tahu, lampu merah di persimpangan itu biasanya menyala cukup lama dan karenanya ia enggan menunggu.

Begitu mendekati lampu lalu-lintas, nyala lampu kuning berganti menjadi merah. Karena berniat menerobos lampu lalu-lintas, Joko pun terus melaju. Namun setelah melaju tak berapa jauh dari persimpangan, tiba-tiba terdengar suara peluit keras sekali. "Priiiiiiitttt!"

Di seberang jalan, seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Dengan hati terpaksa dan penuh dongkol, Joko menepikan kendaraannya. Dari kaca spion, ia memperhatikan polisi yang mendatanginya. Wajahnya familiar.

"Ah, itu kan Andi, teman SMA-ku dulu!" Joko merasa agak lega. Ia pun turun dari mobilnya dan menyambut Andi layaknya teman lama. "Hai, Andi. Senang sekali bisa ketemu kamu lagi!"

"Halo Joko," sapa Andi. Namun, tidak ada senyuman di wajahnya.

"Maaf nih, karena aku lagi buru-buru, jadi terpaksa aku menerobos lampu merah," Joko mencoba memberikan alasan.

Andi mengangguk. "Aku bisa mengerti. Tapi sebenarnya, kami sering memperhatikan kamu melanggar lampu merah di persimpangan ini."

"Oh ya?" Joko memasang muka kurang senang. "Kalau begitu, silakan tilang saja!" Dengan kasar, Joko menyerahkan SIM-nya pada Andi. Kemudian, ia masuk ke dalam mobilnya sambil membanting pintu. Melalui sudut matanya, Joko melihat Andi menulis sesuatu di buku tilangnya. Hatinya jengkel, mengingat perlakuan teman lamanya yang dirasanya kurang simpatik itu.

Tak berapa lama, Andi mengetuk kaca jendela mobilnya. Joko membuka kaca jendela sedikit, mengambil surat tilang yang diselipkan melalui celah sempit itu, dan melemparnya begitu saja ke atas dashboard mobil. Andi tertegun melihat kelakuannya itu. Tapi, ia segera kembali ke posnya tanpa berkata apa pun.

Setelah tiba di tempat tujuan, sebelum turun dari mobil, Joko mengambil surat tilangnya. Tiba-tiba, ia menyadari SIM-nya terselip di situ. Dan kertas yang dikiranya surat tilang ternyata adalah secarik surat untuknya.

"Kenapa aku tidak ditilang?" Sambil terheran-heran, ia segera membaca isi surat Andi.

"Halo Joko, dulu, aku punya seorang anak perempuan. Sayangnya, dia sudah meninggal, tertabrak seorang pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Mungkin kamu berpikir pelanggaran lalu lintas sebagai hal remeh. Namun bagiku, pelanggaran semacam ini adalah hal besar yang bisa mempengaruhi kehidupan orang lain. Jadi, aku harap kamu hati-hati dalam berkendara. Semoga selamat sampai di tujuan. Salam, Andi."

Joko terhenyak. Air mata penyesalan bercampur kesedihan menetes dari matanya. Segera, ia memutar kendaraannya untuk kembali ke pos polisi di persimpangan tadi. Ia harus meminta maaf pada sahabatnya sekaligus berterima kasih karena telah mengingatkannya. Kali ini, ia mengemudikan kendaraannya dengan lebih cermat dan hati-hati.

Netter yang Bijaksana,

Manusia diciptakan berbeda-beda. Dengan menyadari hal itu, kita pun sepatutnya menyadari bahwa sering kali pula kita memiliki pandangan yang berbeda terhadap sesuatu hal. Seperti pada kisah ilustrasi di atas, kesukaan Joko untuk menerobos lampu merah yang baginya "menyenangkan" justru merupakan sebuah bencana bagi Andi karena pengalamannya yang pahit.

Karena kita tidak hidup seorang diri di dunia ini, kita seharusnya bersedia memperhatikan dan mempertimbangkan penilaian dan pengertian orang lain. Dengan sikap yang penuh kehati-hatian ini, hidup yang kita jalankan akan bermakna lebih baik dan berharga bagi diri kita sendiri juga orang lain di sekitar kita.

by : Andrie Wongso

Jun 7, 2016

Cerita Motivasi - Tidak Ada Masalah Tanpa Solusi

Cerita Motivasi - Tidak Ada Masalah Tanpa Solusi
Cerita Motivasi - Tidak Ada Masalah Tanpa Solusi

Dikisahkan, di sebuah kantor, ada seorang pemimpin yang ingin menaikkan jabatan anak buahnya. Namun, ia kebingungan, siapa yang akan dinaikkan jabatannya. Karena itu, ia mencoba mengetes dua orang yang dinominasikan untuk menduduki jabatan tersebut. Ia lantas memanggil pemuda pertama. “Kemarin perusahaan ada kerugian di bagian penjualan karena selisih harga produksi dengan penjualan. Apa tanggapanmu..?”

Pemuda pertama dengan tergopoh-gopoh menjawab, “Maaf Pak. Itu karena si A teledor menghitung barang. Dan, si B di bagian pencatatan juga kurang teliti. Sedangkan saya, tak bisa apa-apa karena semua barang sudah keluar dan tak bisa ditarik lagi.” Begitulah, pemuda pertama mencari-cari alasan pembenar sehingga ia tak disalahkan.

Setelah beberapa saat, pimpinan tersebut memanggil pemuda kedua. Ia pun bertanya hal yang sama. Pemuda kedua menjawab, “Maaf Pak. Saya memang salah karena teledor kurang memberikan arahan pada B, yang mencatat data dari A saat menghitung barang. Tapi, saya mencoba mengoreksi dan sudah menghubungi pembeli untuk menjelaskan masalah ini.”

Jika Anda menjadi pimpinan, siapa yang lebih pantas Anda naikkan jabatannya? Semua orang, pasti setuju jika pemuda kedua yang aktif bergerak mempertanggungjawabkan pekerjaan dan mencari solusi akan mendapat kenaikan jabatan.

Begitulah, karakter orang memang bermacam-macam. Namun, orang yang bertanggung jawab dan memiliki keunggulan pribadi, pasti akan memiliki nilai lebih dengan semangat mencari solusi. Inilah ciri orang yang pandai atau bijak. Sebaliknya, orang yang miskin mental, akan lebih merasa nyaman dengan mencari-cari banyak alasan. Dengan alasan itu, ia akan berlindung agar tak disalahkan. Kedua hal itulah yang menjadi perbedaan dasar yang menentukan kualitas hidup seseorang.

Kisah di atas, sangat relevan dengan kondisi saat ini. Banyak orang yang sering mencari “kambing hitam” untuk disalahkan. Sementara, bagi yang mau maju, selalu berusaha mencari jawaban dan solusi atas semua persoalan. Ini sejalan pula dengan apa yang sering saya ungkapkan, “Orang sukses selalu kelebihan satu cara, orang gagal selalu kelebihan satu alasan.”

Dengan karakter selalu mencari jalan atau solusi atas semua persoalan, kita akan menemukan banyak ide brilian. Dan, dengan ide itu, ia akan segera melakukan tindakan-tindakan yang membawanya pada satu hasil yang diinginkan. Lihatlah contoh yang sudah menjadi nyata. Jika Saat ini orang sering kerepotan untuk mengisi ulang ponsel dari beberapa merek. Maka, belakangan sudah muncul inovasi pengisi ulang baterai yang bisa digunakan untuk berbagai merek sekaligus. Semua penemuan itu pastilah muncul dari orang-orang pandai yang memiliki semangat solusi.

Ada lagi contoh yang beberapa waktu lalu, muncul di iklan televisi. Ada sebuah tayangan di mana seorang sarjana yang hanya jadi tukang ojek kecurian motor yang jadi sumber mata pencariannya. Namun, berkat keterdesakan itu, ia justru memiliki ide untuk membuat alarm motor dari pemutar musik yang bisa meneriakkan kata: curi..curi.. Akhirnya, ia pun sukses dengan usaha alarm sepeda motor.

Meski hanya tokoh rekaan di iklan, kisah tersebut menjadi simbolisasi, bahwa betapa orang pandai dan orang yang kreatif mencari solusi, selalu memiliki langkah ke depan untuk mencapai sukses yang didambakan. Dan, justru dengan masalah yang timbul, ia akan memiliki pengetahuan dan ilmu tambahan dari hasil kreasi mengatasi masalah. Sebab, ia akan terus mencari dan mencari berbagai jalan untuk mengatasi persoalan. Bahkan, saat menemui kegagalan dalam mencari solusi, orang pandai tak kan mudah menyerah. Seperti air, saat mengalir dan menabrak bebatuan, air akan mencari jalan lain untuk kembali mengalir. Dengan semangat mencari jalan, kesuksesan akan makin dekat untuk menjadi kenyataan.

Mari, jadikan diri kita sebagai orang pandai yang mencari jalan—bukan mencari alasan. Sehingga, otak akan selalu terasah, ide akan selalu mengalir deras tanpa lelah, dan pengetahuan pun akan terus bertambah.

by : Andrie Wongso

Jun 6, 2016

Cerita Motivasi - Tengkorak Yang Banyak Bicara

Cerita Motivasi - Tengkorak Yang Banyak Bicara

Alkisah, ada seorang pengembara yang suka banyak bicara. Suatu hari, ia menempuh perjalanan yang mengharuskannya melewati sebuah hutan belantara yang jarang sekali diinjak manusia.

Ketika sampai di tengah-tengah hutan, tiba-tiba terdengar suara orang berbicara. Pengembara itu merasa takut, tetapi juga penasaran. "Suara siapakah itu, di tengah-tengah hutan yang sepi begini?" bisiknya dalam hati. Lalu, dengan hati-hati ia mencari asal suara tadi. Akhirnya ia menemukan jawabannya. Suara tadi berasal dari tengkorak manusia yang ada di bawah pohon besar. Alangkah terkejutnya ia.

Dengan rasa tidak percaya, ia memberanikan dirinya mendekat dan bertanya, "Hai tengkorak. Bagaimana kamu bisa sampai di tengah-tengah hutan belantara ini?"

Di luar dugaan, si tengkorak itu bisa mendengar dan menjawab pertanyaannya. "Hai pengembara! Yang membawa aku ke sini adalah mulut yang banyak bicara," jawab si tengkorak. Mengetahui tengkorak bisa mendengar dan berbicara, si pengembara pun jadi sangat terhibur dan terus mengobrol tentang segala hal yang menarik hatinya. Ia merasa menemukan pengalaman yang benar-benar aneh dan sangat menakjubkan.

Saat keluar dari hutan, si pengembara terus teringat dengan kejadian aneh yang dialaminya. Dengan penuh semangat, ia bercerita tentang tengkorak yang bisa bicara kepada setiap orang yang dijumpainya. Tentu saja, tidak ada seorang pun yang mau percaya. Malah ada yang mencemooh ceritanya. "Dasar bodoh! Mana ada tengkorak yang bisa bicara!"

Namun, biarpun tidak ada yang mau percaya dengan ceritanya, pengembara itu tetap saja bercerita kepada banyak orang lainnya.

Akhirnya, cerita tengkorak yang bisa berbicara itu pun terdengar sampai ke istana. Singkat cerita, baginda raja tertarik dan kemudian mengundang pengembara itu ke istana. Kembali, si pengembara menceritakan pengalamannya dengan bangga.

"Baginda, hamba bertemu tengkorak yang bisa bicara. Mungkin baginda bisa menanyakan tentang masa depan kerajaan ini kepada tengkorak itu," bujuk si pengembara. Karena rasa ingin tahu, raja pun mengajak para pengawalnya dan meminta si pengembara menunjukkan jalan ke hutan di mana tengkorak itu berada.

Setibanya di sana, pengembara dengan begitu percaya diri langsung bertanya kepada si tengkorak. "Hai tengkorak, bagaimana kamu bisa sampai di hutan ini?"

Kali ini, tengkorak itu diam membisu. Raja dan para pengawal tampak tidak sabar menunggu. Ketika pengembara itu mengulang pertanyaannya beberapa kali dengan suara lebih keras, tengkorak itu tetap diam membisu. Yang terdengar hanya desau angin dan gaung suara si pengembara.

Melihat hal itu, para pengawal menatap raja dengan pandangan geli. Merasa telah diperdayai, sang raja menjadi murka. Ia memandang marah si pengembara. "Sebenarnya aku tidak percaya omonganmu. Apakah kamu mengira bahwa aku ini raja yang bodoh? Sebenarnya, aku datang ke sini untuk membongkar kebohonganmu. Kamu harus dihukum atas hal ini!"

Sang raja pun langsung memerintahkan hukuman mati untuk si pengembara. Setelah itu, jenazah si pengembara ditinggalkan di sana. Kepalanya diletakkan di samping tengkorak tadi. Begitu raja dan para pengawalnya pergi meninggalkan tempat itu, tiba-tiba si tengkorak bersuara. "Hai Pengembara! Bagaimana kamu bisa sampai di hutan ini?"

Dan kepala si pengembara pun menjawab, "Yang membawa aku ke sini adalah mulut yang banyak bicara."

Teman-teman yang luar biasa!

Sering kali pertengkaran, kesalahpahaman, dan permusuhan besar muncul gara-gara omongan yang tidak pada tempatnya. Mereka yang suka mengumbar omongan, sering jadi kurang waspada sehingga mudah menyinggung, merendahkan, atau melecehkan orang lain. Sekilas, masalah seperti ini tampak sepele, tetapi akibatnya bisa fatal.

Alangkah baik, apabila setiap saat kita bisa mengendalikan diri, tahu kapan dan mengapa harus berbicara. Bahkan terkadang bisa diam adalah sikap yang paling bijak, seperti pepatah dalam bahasa Inggris, "Silent is golden. Diam adalah emas."

by : Andrie Wongso

Cerita Motivasi "Ulat Kecil Pemberani"

Cerita Motivasi "Ulat Kecil Pemberani"

Dikisahkan, ada seekor ulat kecil sejak lahir menetap di daerah yang tidak cukup air, sehingga sepanjang hidupnya, dia selalu kekurangan makanan. Di dalam hati kecilnya ada keinginan untuk pindah dari rumah lamanya demi mencari kehidupan dan lingkungan yang baru. Tapi dari hari ke hari dia tidak juga memiliki keberanian untuk melaksanakan niatnya. Hingga suatu hari, karena kondisi alam yang semakin tidak bersahabat, si ulat terpaksa membulatkan tekat memberanikan diri keluar dari rumahnya, mulai merayap ke depan tanpa berpaling lagi ke belakang.

Setelah berjalan agak jauh, dia mulai merasa bimbang, katanya dalam hati, "Jika aku sekarang berbalik kembali ke rumah lama rasanya masih keburu, mumpung aku belum berjalan terlalu jauh. Karena kalau aku berjalan lebih jauh lagi, jangan-jangan jalan pulang pun takkan kutemukan lagi, mungkin aku akhirnya aku tersesat dan... entah bagaimana nasibku nanti!"

Ketika si ulat sedang maju mundur penuh kebimbangan dan pertimbangan, tiba-tiba ada sebuah suara menyapa di dekatnya, "Halo ulat kecil! Apa kabar? Aku adalah kepik. Senang sekali melihatmu keluar dari rumah lamamu. Aku tahu, engkau tentu bosan kekurangan makan karena musim dan cuara yang tidak baik terus menerus. Kepergianmu tentu untuk mencari kehidupan yang lebih baik, kan?"

Si ulat pun menjawab, "Benar. Aku memutuskan pergi dari sarangku untuk kehidupan yang lebih baik. Apakah engkau tahu, apa yang ada di depan sana?"

"Aku tahu, jalan ke depan yang akan kau lalui, walaupun tidak terlalu jauh tetapi terjal dan berliku, dan lebih jauh di sana ada sebuah goa yang gelap yang harus kau lalui, tetapi setelah kamu mampu melewati kegelapan, akan terbentang sebuah tempat yang terang, indah dan sangat subur. Kamu pasti menyukainya. Di sana kau pasti bisa hidup dengan baik seperti yang kamu inginkan."

Si kepik dengan bersemangat memberi dorongan kepada ulat yang tampak ragu dan ketakutan. "Kepik, apakah tidak ada jalan pintas untuk sampai ke sana?"

"Tidak sobat. Jika kamu ingin hidup lebih baik dari hari ini, kamu harus melewati semua tantangan itu. Nasihatku, tetaplah berjalan langkah demi langkah, fokuskan pada tujuanmu. Niscaya kamu akan tiba di sana dengan selamat. Selamat jalan dan selamat berjuang sobat!" Sambil berteriak penuh semangat, si kepik pun meninggalkan ulat.

Pembaca yang budiman,

Memang benar! Kemenangan, kesuksesan adalah milik mereka yang secara sadar, tahu apa yang menjadi keinginannya sekaligus siap menghadapi rintangan apapun yang menghadang, serta mau memperjuangkannya habis habisan melalui cara yang benar/halal.

Pengertian sukses secara sederhana memang demikian, telah dipraktikkan oleh manusia sukses berabad-abad lampau sampai saat ini sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Maka untuk meraih kesuksesan yang maksimal, kita tidak memerlukan teori teori kosong yang rumit. Cukup tahu akan nilai yang akan dicapai dan take action! Ambil tindakan!

by : Andrie Wongso

Mar 30, 2016

Cerita Motivasi "Tidak Pernah Menyerah"


motivasi234.com
Cerita Motivasi "Tidak Pernah Menyerah"
Suatu hari, seorang remaja putri berkendara dengan ayahnya. Di tengah perjalanan, mendadak turun hujan yang sangat lebat. Remaja putri itu bertanya pada si ayah. “Bagaimana ini, Ayah?”

Sang ayah menjawab, “Jalan saja terus.” Mobil-mobil yang lain mulai bergerak ke bahu jalan karena hujan turun semakin deras. “Aah, bagaimana ini? Apa kita perlu minggir juga?” tanya si remaja putri itu sekali lagi. “Tetap saja menyetir,” jawab sang ayah dengan tenang.

Dalam jarak beberapa meter berikutnya, dia memperhatikan sudah ada delapan belas pengendara yang juga meminggirkan kendaraannya. Dia pun berkata lagi pada sang ayah, “Yah, aku harus berhenti, pandanganku sudah tidak jelas. Cuacanya benar-benar buruk. Semua orang juga sudah berhenti di bahu jalan!”

Meski begitu, sang ayah tetap bersikukuh dengan jawabannya, “Jangan menyerah, jalan saja terus!” Mereka pun tetap berkendara meski kecepatannya rendah di tengah guyuran hujan deras, namun sesaat kemudian si remaja putri bisa melihat sedikit lebih jelas.

Setelah beberapa kilometer, mereka sudah berada di daerah yang kering lagi. Sinar matahari bersinar terang. Sang ayah berkata, “Sekarang, kita bisa berhenti dan keluar mobil sebentar.” Putrinya menjawab, “Tapi, kenapa sekarang?” Jawab sang ayah, “Saat kamu keluar nanti, lihatlah ke belakang, ke arah orang-orang yang tadi menyerah dan akhirnya malah masih terjebak dalam hujan yang lebat. Karena kamu tidak pernah menyerah, kamu bisa keluar dari hujan tadi.”

Seperti dalam kisah pengalaman remaja putri dan ayahnya di atas, kita bisa belajar untuk tidak cepat menyerah meski orang lain, yang paling kuat sekalipun, bersikap menyerah. Jika kita tetap melangkah dengan kepala tegak menghadapi badai sehebat apa pun dalam hidup ini, cepat atau lambat badai itu akan berakhir dan matahari akan menyinari wajah kita lagi.

by Andrie Wongso

Software Pasang Iklan Baris

pasang iklan gratis